Memahami Konsep Struktur Sosial di Indonesia
Struktur sosial di Indonesia terbentuk dari berbagai elemen sosial. Menurut Emile Durkheim, sosiolog Prancis, elemen-elemen ini mencakup status dan peran, norma dan nilai, serta institusi. Struktur sosial ini mencerminkan stratifikasi sosial masyarakat Indonesia, membagi masyarakat ke dalam berbagai kelas atau strata. Pengamat sosial, Mochtar Buchori, menyatakan "Struktur sosial Indonesia sangat kompleks karena melibatkan banyak etnis, budaya, dan agama yang beragam."
Sebagai contoh, di pedesaan, struktur sosial umumnya terbagi menjadi tiga strata: petani, pedagang, dan pekerja. Di kota, kita melihat kelas sosial yang berbeda seperti eksekutif, profesional, dan buruh. Struktur sosial ini tidak hanya berpengaruh pada interaksi sosial, namun juga berdampak pada ekonomi negara.
Pengaruh Struktur Sosial terhadap Ekonomi Indonesia
Struktur sosial memiliki pengaruh signifikan terhadap ekonomi Indonesia. Sebagai contoh, kelas menengah yang tumbuh cepat memegang peranan penting dalam konsumsi domestik, mendorong pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan penelitian Bank Dunia, peningkatan kelas menengah di Indonesia telah mendorong konsumsi domestik hingga 57% dari total produk domestik bruto (PDB).
Namun, struktur sosial juga dapat menimbulkan hambatan ekonomi. Misalnya, sistem kekerabatan yang kuat di beberapa daerah dapat memperlambat adopsi teknologi baru, menghambat produktivitas dan pertumbahan ekonomi. "Struktur sosial tradisional yang masih konservatif di beberapa daerah di Indonesia bisa menjadi penghambat inovasi dan perubahan," kata Faisal Basri, ekonom Indonesia.
Selain itu, kesenjangan antara kelas sosial juga berpengaruh terhadap ekonomi. Menurut BPS, Gini Ratio atau ukuran ketimpangan ekonomi di Indonesia mencapai 0.38 pada tahun 2019, menunjukkan bahwa ketimpangan masih menjadi masalah serius.
Secara keseluruhan, struktur sosial di Indonesia memiliki dampak langsung terhadap ekonomi negara. Maka dari itu, pemahaman terhadap struktur sosial dan cara kerjanya adalah kunci bagi pembuat kebijakan untuk menciptakan strategi ekonomi yang efektif dan inklusif. Sama seperti kata Prabowo Subianto, politisi senior Indonesia, "Untuk memahami ekonomi, kita harus memahami struktur sosialnya".