Struktur Sosial dalam Konteks Gender dan Peran Perempuan

Ketimpangan yang terus-menerus antara laki-laki dan perempuan terus berlanjut meskipun sudah ada upaya panjang untuk mewujudkan perubahan. Perempuan masih kekurangan kesempatan yang sama untuk pendidikan, pekerjaan, pembangunan ekonomi, dan partisipasi politik. Banyak yang terpaksa membuat pilihan sulit antara karier dan kehidupan keluarga. Mereka sering kali dibayar rendah untuk pekerjaan mereka dan mengalami kekerasan dan diskriminasi lainnya di tempat kerja dan di rumah. Di beberapa negara, mereka bahkan ditolak aksesnya terhadap hak-hak hukum.

Di antara berbagai penyebab kesenjangan ini terdapat sejumlah faktor struktural. Yang terpenting adalah bahwa pria dan wanita terpapar pada tekanan sosial yang berbeda, yang memengaruhi cara mereka berperilaku. Ini termasuk keyakinan yang berlaku tentang peran pria dan wanita dalam masyarakat, hierarki sosial, dan nilai-nilai budaya. Selain itu, perbedaan dalam pendidikan dan keterampilan profesional juga memengaruhi peluang mereka untuk mendapatkan akses yang sama terhadap pekerjaan dan peluang.

Sejumlah penelitian telah mencoba menjelaskan alasan di balik ketimpangan ini. Sebuah penelitian terkini yang dilakukan oleh Yulianto Achmad dan Mukti Fajar, berfokus pada peran negara dalam membentuk kesenjangan jenis kelamin di Indonesia. Para penulis berpendapat bahwa kegagalan negara untuk melaksanakan rencana komprehensif guna mengatasi masalah ini disebabkan oleh kurangnya pemahaman akan kompleksitas masalah ini, serta keterbatasan perundang-undangan yang ada.

Para penulis juga menunjukkan bahwa kesenjangan jenis kelamin di Indonesia tidak hanya disebabkan oleh ketidaksetaraan antara laki-laki dan perempuan, tetapi juga merupakan akibat dari distribusi kekuasaan yang tidak merata dalam masyarakat. Dalam konteks ini, mereka menyarankan agar negara memberikan lebih banyak kesempatan bagi perempuan dan memberi mereka suara yang lebih besar dalam proses pengambilan keputusan di semua tingkatan.

Alasan lain yang menyebabkan kesenjangan jenis kelamin di Indonesia adalah peran perempuan dalam keluarga dan masyarakat dibatasi oleh struktur patriarki. Hal ini menyebabkan perempuan dikecualikan dari pengambilan keputusan penting terkait rumah tangga dan ekonomi. Selain itu, kontribusi perempuan terhadap pembangunan masyarakat sering kali diabaikan.

Masalah-masalah ini dapat diatasi dengan memperkenalkan kebijakan yang mendorong kesetaraan gender dan memberdayakan perempuan untuk berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi dan sosial. Hal ini dapat dilakukan dengan mengubah struktur keluarga, menyediakan fasilitas pendidikan bagi perempuan dan mendorong perempuan untuk mencari pekerjaan di luar rumah. Selain itu, pendekatan baru terhadap distribusi kekuasaan dalam keluarga harus diadopsi sehingga perempuan dapat menjadi pemimpin dalam pengambilan keputusan dan memiliki andil yang lebih besar dalam menjalankan bisnis keluarga. Terakhir, penulis menyarankan agar perempuan diizinkan untuk mengejar karier di bidang politik dan pemerintahan sehingga mereka dapat berkontribusi untuk perbaikan masyarakat. Dengan mengatasi masalah-masalah ini, kesenjangan jenis kelamin di Indonesia dapat dikurangi. Hal ini akan menguntungkan kedua jenis kelamin dan negara secara keseluruhan.