Menggali Latar Belakang Masyarakat Patriarki di Indonesia
Sejarah telah mencatat, Indonesia sebagai masyarakat mayoritas patriarki. Menurut Dr. Sri Andayani, ahli sejarah dan budaya, "Patriarki mengakar hingga ke lapisan terdalam struktur sosial Indonesia". Selama berabad-abad, laki-laki mendominasi dalam pengambilan keputusan dan peran kepemimpinan. Masyarakat patriarki ini memandang perempuan sebagai pihak lemah yang harus dilindungi dan tidak memiliki otoritas untuk berbicara dalam ruang publik.
Alasan utama pendominasian patriarki di Indonesia adalah adanya pengaruh nilai-nilai budaya dan agama yang cenderung mengagung-agungkan laki-laki. Misalnya, dalam budaya Jawa, istilah "bapakisme" menjadi simbol dominasi laki-laki. Selain itu, agama-agama yang berkembang di Indonesia, seperti Islam, Kristen dan Hindu, juga diinterpretasikan secara patriarkis dan kerap merendahkan peran perempuan.
Analisis Kontemporer Struktur Sosial Indonesia dalam Bingkai Patriarki
Sekarang, kita beralih ke analisis kontemporer. Meski patriarki masih kuat, perubahan sedang berlangsung. Prof. Dr. Nurul Pratiwi, pakar studi gender, menegaskan, "Tren kini menunjukkan peningkatan peran perempuan dalam sektor publik". Memang, perempuan Indonesia kini lebih berdaya dan berpartisipasi dalam berbagai sektor, termasuk politik dan ekonomi.
Namun, jangan salah, patriarki masih eksis. Misalnya, dalam pernikahan, laki-laki dianggap sebagai kepala rumah tangga. "Perubahan ini masih permukaan, masih banyak perempuan yang mengalami diskriminasi dan penindasan patriarkal," tutur Nurul. Kekerasan domestik dan kesenjangan gaji antara laki-laki dan perempuan adalah bukti kuat dari hal ini.
Pembangunan norma yang lebih progresif merupakan kunci untuk memperjuangkan kesetaraan gender. Menurut Prof. Dr. Siti Aminah, ahli sosiologi, "Kita perlu memahami bahwa perempuan dan laki-laki berhak mendapatkan kesempatan yang sama dalam setiap aspek kehidupan". Sementara itu, untuk mewujudkan hal tersebut, perubahan dalam struktur sosial dan hukum sangat diperlukan.
Jadi, walau tantangannya besar, optimisme tetap harus dijaga. Sebab, patriarki bukanlah nasib yang harus dijalani perempuan Indonesia. Indonesia harus bergerak dari masyarakat patriarki menuju ke masyarakat yang berkeadilan gender. Dengan adanya perubahan mindset dan perbaikan struktur hukum, kita dapat mencapai masyarakat yang adil dan berkeadilan gender.